Binorrow – Tongkat Musa dan Tujuh Roh Boorne by Sudarman BK

Judul : Binorrow
Author : Sudarman BK 
Penerbit : Buku Mojok
Halaman : vi + 290 hlm
Tahun : 2017
ISBN : 978-602-1318-54-6

Sudarman BK mendokumentasikan kegemaran mendaki
gunung dengan cara tidak biasa. Alih-alih menuliskan catatan perjalanan, ia
justru menuangkannya dalam bentuk novel fantasi yang memukau. 

Blurb _____________

Binorrow nyaris putus asa dihina terus-menerus
karena kebodohannya. Ia bahkan melakukan percobaan bunuh diri. Beruntung, ia
mampu bertahan. Dan kembali melakukan kegiatan sebagaimana biasa. Peristiwa
menyedihkan itu membuat orang tuanya memindahkannya ke sekolah berasrama 
Di sekolah barunya, Binorrow bertemu Leon,
Franklin dan Evelyn. Ketiga sahabat yang melenyapkan bayangan seram ‘sekolah
berasrama’. Mereka juga ikut serta dalam petualangan menuju gunung Sweeden,
gunung angker yang menjadi batas antara dunia manusia dan Dunia Grovog. 

Berbagai rintangan menghambat Binorrow dan ketiga
sahabatnya dalam perjalanan mendaki gunung Sweeden. Dari bertemu dengan manusia
kerdil, makhluk penjaga puncak Sweeden, hingga menghalangi para Grovog membuka
pintu masuk ke dunia manusia. Perjalanan yang menguji tekad dan persahabatan,
serta mengantarkan Binorrow menemukan dirinya yang sejati. 
 

Review _____________

“Lebih baik kau belajar daripada diam di sini melihat
langit. Langit tidak akan membuatmu pandai sekalipun kau memelas padanya.” Hlm.
9


Seperti judulnya, Binorrow ini adalah nama tokoh
utamanya. Sang tokoh yang memiliki daya ingat kurang, sehingga di cap Bodoh dan
Zombi. Kehidupan Binorrow tak mengenakan karena selalu di bully atas kebodohannya, dalam sebuah cibiran. Karena selain tusuka
pedang tajam, kata-kata pun bisa menyakitkan bukan?

Yang membuat Hotaru Books geram adalah Kepala
Sekolah juga Guru terang-terangan membullynya.
Sebodoh apa pun seorang murid, pengajar itu tak pantas mengeluarkan kata-kata
mengerikan terhadap muridnya. Dampaknya bisa fatal, Binorrow malah melakukan
aksi bunuh diri, anehnya tidak berjalan mulus. Binorrow malah dikejutkan dengan
hal-hal di luar nalarnya. 

Terlebih saat aksi nekat bunuh diri yang kedua. Kejadian
aneh mendatangi dalam tidur komanya. Dia bertemu dengan Aesclin Cleon yang misterius dan aneh dan sedikit bercerita  tentang sosok Binorrow yang asli.
Lalu, burung gagak kesayangan ibunya, Jerewich yang memiliki jambul putih yang ternyata
dapat bicara, ditambah kisah Rumah Pohon itu sendiri yang penuh misteri. 

Yang membuat Hotaru Books penasaran adalah,
alasan Ibu Bonorrow tidak memercayai Tuhan. Dan, guru yang membully Binorrow
malah berada di asrama, sekolah baru Binorrow. 
Juga murid yang
menyebutnya zombie malah satu sekolah di asrama. Aneh, memang? Sepertinya ada
hal lain tentang guru ogil itu.

Pertemuannya dengan 3
sahabat di Asrama, Leon, Franklin dan Evelyn, membuat Binorrow berani melawan
terhadap orang-orang yang coba mengerjainya. Hingga merek berakhir dengan
pendakian menuju gunung Sweeden. Gunung angker, penuh misteri dan taka da
satupun yang berani ke sana. karena berdasarkan alkisah, siapa pun yang mencoba
ke sana tidak akan bisa kembali. Wajar saja si karena di sana, terdapat danau
kematian yang dihuni roh jahat, manusia kerdil yang sangat cepat larinya,
makhluk batu besar, serta grovog.

“Kau melihta dari
mataku. Kau mendengar dari telingaku. Kau di sini karena sebagian jiwaku
bersamamu.” Hlm. 139


Namun, berbeda dengan
Binorrow, gunung Sweeden seolah memanggilnya untuk ke sana. Petualangan yang
tidak biasa itu membuat tegang, keputusasaan, dan keyakinan. Walau mereka tidak
tahu tujuan ke sana untuk apa, walau konon ada buah keajaiban yang dapat
membuat panjang umur. Sayang, mereka tidak tertarik. Anehnya, mereka tetap
yakin untuk melanjutkan hingga puncak.

Memang si, Hotaru
Books pernah mengalami saat tersesat di hutan karena salah jalan, itu ada dua
pilihan, lanjut atau kembali? Hotaru Books memilih lanjut dengan penuh
keyakinan bahwa aka nada jalan di depan sana. Yes, walau tidak tahu apa yang
akan terjadi di depan sana, tak perlu untuk mengkhawatirkan hal yang berbau
negative. Karena sejatinya hidup seperti itu bukan, kita tahu ada apa dimasa
depan. Namun, dengan senang hati tetap menjalaninya. Tentu dengan tekad dan
keyakinan yang kuat.

“…Tujuan adalah alasan
untuk seseorang hidup. Jika kita tidak memiliki tujuan di sini, kita hanya akan
terombang-ambingdengan ketidakpastian saja.” Hlm. 188


Untuk keberhasilan
mereka sampai puncak, Hotaru merasa ragu, kecuali jika Binorrow menyadari satu
hal tentang kelebihan dirinya. Karena mereka masih bergantung pada
keberuntungan atas bantuan Jerewich, gagak kesayangan ibu Binorrow. Namun,
gagak ajaib itu juga bukan Tuhan. Jerewich memiliki batas terhadap
kekuatannya. 

Karakter Binorrow ini
memang polos-polos gemes, kurang peka karena daya ingatnya juga kurang.
Sehingga karena kebodohannya dia mudah dihasut oleh guru yang tak tau diri
bernama Ogil itu. sedangkan untuk karakter ketiga sahabatnya mereka saling
melengkapi, Leon si pemberani yang hobi mengunyah permen karet. Siapa sangka
permen karetnya berguna saat melawan manusia kerdil. Franklin, gak kalah bodoh
dengan Binorrow, mudah tertidur dan suka sekali dengan anggur. Evelyn, gadis
pintar dan tak kalah galaknya seperti Leon.

Overall, aku terhibur
dengan petualangan Binorrow dan ketiga sahabatnya.Sayang kurang greget
fantasinya. Alurnya juga agak lambat. Sosok guru Ogil menjelang akhir cerita
yang terkesan hanya pemanis novel ini. Tapi, tetap rekomen nih yang suka
fantasi dan diselimuti misteri.

3* of 5* untuk Binorrow

Tinggalkan komentar