Wheels And Heels – Saat Cinderella Menemukan Pangeran by Irene Dyah

Blurb_______
Pangeran memalsukan citra saat bertemu Cinderella di
belantara
Cinderella memalsukan busana saat berdansa dengan
Pangeran di istana 
Dan toh, mereka bahagia selamanya.

Abhilaasha tak bisa lepas dari gaun mewah, high heels, dan dunia gemerlapnya.
Sedangkan, Aidan selalu lekat dengan kemeja aneh, serbakaku, dan dunia
otomotifnya.

Dua dunia berbeda itu mempertemukan Abby dan Aidan.
Mereka berperan, berpura-pura, beradu dalam rahasia.
Ketika kejujuran ditunjukkan oleh masing-masing pemeran,
apakah semua akan tetap sama?

Judul : Wheels and Heels
Author : Irene Dyah
Penerbit : Elexmedia Komputindo
Halaman : 314 hlm
Tahun : 2015
ISBN : 978-602-02-75475

Review_______

“Kalian semua terlihat seperti boneka yang seragam,
berkilauan di dalam bola kaca yang tidak ingin kumasuki. Kalian terlihat…
berbahaya. Dan aku tidak yakin ingin mengenal kalian lebih jauh.” Hlm. 50

Yang udah baca novel Irene senpai pasti tahu dong gaya
penulisannya yang selau dibubuhi lawakan. Yups… di novel Wheels And Heels ini
perutku sampai terpingkal-pingkal dengan kejailan yang dilakukan Abby, sang
tokoh utama sekaligus narator dalam novel ini. Awalnya ku kira karena dibawakan
oleh sudut pandang orang pertama novel ini akan biasa saja. Eh, tahunya penulis
berhasil membuat emosi antar tokoh hidup dan ngalir banget pembawaan ceritanya.

Untuk alurnya mulus. Konflik ceritanya menarik. Perpaduan
dua manusia yang memiliki sifat bertolak belakang. Bukan hanya itu, kasta
sosial mereka pun seperti langit dan bumi. Tapi keduanya harus mengakui saling
terpikat satu sama lainnya.

Masih inget dengan kisah Cinderella yang akhirnya bahagia
dengan pangeran, kan? Jika Abby seorang Cinderella tentunya akan bahagia jika
ada pangeran yang jatuh hati. Aidan, lelaki super aneh, memiliki fashion yang ala kadarnya, suka banget
melototin kaki Abby ternyata seorang Pangeran dari golongan ningrat yang memang
sudah dikaruniai wajah tampan oleh Tuhan. Dapatkah kali ini sang Cinderlla
hidup bahagia selamanya dengan pangeran?

“Ya sudah. Itu pilihan hidup Cinderella. Dia bisa
saja selamanya menyapu dan menyimpan sebelah sepatunya sambil bermimpi. Tapi,
bisa juga dia lantas menjual sebelah sepatunya sebagai modal usaha. Atau, dia
menggunakan sepatu kaca itu sebagai senjata untuk menghajar ibu dan saudara
tirinya. Selalu ada kemungkina jalan cerita. Bergantung mau ke mana kamu
mengambil jalan hidup!” Hlm  87

Abby memang awalnya tak yakin dengan perasaannya.
Kecuali, lesung pipi Aidan yang kurang lebih seharga dua juta dollar mampu
melelehkan hatinya. Nicolette, sahabat yang paling setia dan gak pernah
mempermasalahkan status sosial Abby adalah mak comlang yang gak pernah bosan
nawarin Abby cowok-cowok kaya yang bisa dinikahi dan membalikkan staus
sosialnya. Ya, Abby memang bukan orang kaya. Kebetulan saja pekerjaannya yang
seorang model membuatnya harus tampil glamor. Sayangnya usaha Nico itu nihil.

Abby tak menyangka jika Aidan anak orang kaya, gak
kelihatan banget dari penampilannya. Anehnya, keduanya selalu terjebak pada
situasi yang sama. Semakin mengenal Aidan, lelaki itu ternyata makhluk aneh
mungkin stok terakhir di bumi yang sering kali membuat Abby jengkel. Candaannya
yang garing, gak peka, lelet dan sesuka hati menghilang begitu saja. Yang lebih
mengerikan Aidan seakan mempermainkan perasaan Abby. Lelaki yang selalu tersipu
malu saat Abby goda (cuma iseng doang) ternyata hanya menganggap Abby ‘‘kawan
yang berharga”.

“Kamu jelas punya sepuluh alter ego. Atau lebih.
Kamu selalu berubah-ubah, bukan? Dingin, ketus, menjengkelkan. Lalu, berubah
jadi lucu dan baik. Berubah lagi jadi pria siluman yang jago menghilang….”
hlm. 180

Lalu, Aidan malah mengenalkan Abby pada keluarganya. Tuh
kan, perasaan Aidan memang gak bisa ketebak. Abby yakin kalo Aidan memang jatuh
hati padanya. Aidan pun mengakui secara tidak langsung. Aidan terlalu naif
untuk mengungkapkannya. Hati Abby terasa melayang saat itu. Walau masa lalu
masih membayangi Aidan dan Abby tak suka jika Aidan kembali mengungkitnya. Ditambah
sifat Abby yang mudah meledak membuat mereka selalu terjebak dalam pertengkaran
yang konyol.

“Karena sebetulnya aku merasa punya banyak kualitas
lain yang bisa membuatmu mengejar-ngejar aku, Abby. Bukan hanya karena orangtuaku
kaya.” Hlm. 175

Sayangnya, kenyataan pahit yang harus diterima Abby saat
dirinya menyadari perasaannya, Aidan malah dijodohkan dengan orang yang sangat Abby kenal. Dan lelaki itu tak bisa
menolaknya begitusaja. Aidan memang anak super baik tapi rahasia tentang masa lalunya pun
menjadi alasan yang kuat untuk tak menolak permohonan orang tuanya.

“Abby, sometimes we are not okey and it is
okey….” hlm. 147

Abby memang bukan Cinderella. Abby adalah Abhilassa,
wanita yang kini jadi mesin ATM bagi keluarganya semenjak ayahnya meninggal. Sang Ibu yang ternyata selalu menimbulkan masalah karena keegoisannya dan
adik-adik Abby yang tak tahu harus bagaimana lagi untuk mencegah ibunya saat
mengambil keputusan yang selalu berakhir dengan masalah. Membuat adik Abby,
Hema yang hawatir menggantungkan harapan keluarganya pada Abby.

“Tapi, kita tidak pernah tahu. Mungkin bunga
Matahari ka Abby bisa tahan hidup dengan sedikit air. Atau beruntung kena air
hujan. Tanaman kadang terlihat rapuh, tapi sebetulnya kuat. Ka Abby jangan
cemas. Selalu ada harapan bahwa dia masih hidup.” Hlm. 288

Di Wheels and Heels berceceran quotes yang menyentuh
hati. Aku suka dengan pembawaan si tokoh utama menceritakan kehidupannya. Ngalir, gak kaku. Saat Aidan sifatnya berubah-ubah tak jelas, aku ingin sekali mendengar langsung pengakuan dari si Pangeran ini yang alergi sama kucing. Pokonya rekomen banget nih buat kamu. Ceritanya asyik dan fresh.

4.5* untuk Wheels And Heels 

Tinggalkan komentar