Love in Montreal – Kehangatan dalam Perbedaan by Arumi E

Blurb ___________

Montreal.
Di sinilah Maghali Tifani Safri, perancang baju asal solo yang mulai bersinar
namanya, mendapat kesempat melanjutkan studi. Ujian berupa terror dari
sekelompok orang hampir merontokkan sikap toleran Maghali, kalau saja Kai
Sangatta Reeves tidak muncul menyelamatkannya. Rupawan, cerdas, berhati emas.
Model sekaligus dokter dan relawan. Pesona Kai begitu kuat, tapi Maghali sadar
dia tak boleh terlena karena lelaki itu berada di kutub yang berbeda.

Ujian
lain datang dalam bentuk gadis cantik bernama Isabelle. Model pirang yang
memeragakan baju-baju rancangan Maghali ini meminta bantuan untuk lari dari
jerat cinta sesama dan pemberitaan miring tentang masa lalunya. Seolah belum
cukup pelik, Maghali kembali diuji kala Kai yang dirundung duka melabuhkan rasa
resah pada dirinya, membuat gadis ini makin sulit memendam rasa. 

Kesadaraan
Maghali baru pulih kala melihat Isabelle mendekati Kai. Susah payah hatinya
mengakui, keduanya lebih cocok menjadi pasangan karena sama-sama rupawan dan
tak ada halangan mengadang.

Ketika
masa tinggalnya di Montreal berakhir, Maghali mengira selesai pula siksaannya
menahan rasa pada Kai. Tapi pada satu hari sacral di Tanah Air, Kai tiba-tiba
muncul. Akankah terbentang masa depan untuk keduanya, ataukah mereka harus puas
dengan sepotong episode penutup?

Judul
: Love in Montreal
Author
: Arumi E
Penerbit
: Gramedia Pustaka
Halaman
: vi + 230 hlm
Tahun
: 2016
ISBN
: 978-602-03-3460-8
Genre
: semi-islami romance

Review ___________
Series
Araoun The World With Love Series 3 yang aku baca adalah Love in Montreal
karya mba Arumi E. Jika sebelumnya ber-setting di Adelaide (Love in Adelaide)
dan Sydney (Love  in Sydney), di series
ketiga ini mengambil setting di Kanada yaitu Montreal. Penasaran kenapa penulis
mengambil setting Montreal? Baca yuk hasil wawancara dengan penulis Cerita dibalik
Montreal dan Sangatta di Love in Montreal
di sini.

Tokoh
utama di Love in Montreal adalah Maghali. Dia kembarannya Maura tokoh utama di
Love in Sydney. Maghali juga muncul di Love in Sydney yang membuatnya harus
merasakan cinta bertepuk sebelah tangan. Kepergiannya ke Montreal bukan
pelarian dari patah hatinya tapi karena Maghali mendapatkan kesempatan untuk
melanjutkan sekolah desain-nya di La Mode Collage.

Kesempatan
yang berharga itu tak disia-siakan begitu saja. Berkat bantua Miss Prudance,
Maghali mendapatkan rumah sewa dengan pemiliknya yang ramah, Madame Mapple.
Kebaikan pemilik rumah membuat Maghali merasa di rumah sendiri. Di tempat
study-nya Miss. Prudence sangat antusias dengan kehadiran Maghali, bagi Miss.
Prudance desain Maghali yang tergolong 
modest wear tersebut sangat unik terlebih dibubuhi kain tradisional
Indonesai. Modest wear – pakaian muslim. Bahkan Miss. Prudence menawarkan
Maghali untuk mengikuti fashion week. Tapi ternyata ada teman sekelasnya yang
tak begitu antusias dengan modest wear, Justin. Selera orang kan memang
beda-beda.

Untuk
fashion week nanti, Miss. Prudence sudah memilih model yang akan memeragakan
rancangan Maghali. Model bernama Isabelle yang supple dan ramah menarik perhatiannya.
Namun, kehadiran model lelaki satu ini lebih, lebih mearik perhatiannya, Kai
Sangatta Reeves. Siapa sangka model ganteng ini masih keturunan Indonesia,
tepatnya di Sangatta Kalimantan. Walaupun Kai hanya sampai usia enam bulan
berada di Indonesia. Dan baginya lebih senang tinggal di Kanda. Tapi bagi
Maghali suatu hari nanti Kai akan berpikir dia ingin menjadi orang Indonesia
jika berkunjung ke sana.

“Jangan
mencemaskan pendapat orang lain tentangmu. Kamu nggak perlu menjelaskan pada
mereka seperti apa kamu sebenarnya. Belum tentu mereka percaya padamu…” Hlm.
138

Seiring
berjalannya waktu, Kai menawarkan kelembutna dan perhatian yang membuat hati
Maghali meleleh. Entah sekedar rasa kagum atau bukan, tapi Kai ternyata seelain
seorang model dia juga seorang dokter dan relawan. Bahkan Kai jago masak juga.
Kai pun mengenalkan Maghali pada neneknya, Nenek Granny. Nenek Granny ini terus
menyudutkan hati Maghali kalau cucunya itu menyukai Maghali, bahkan merestui
mereka jika suatu hari memutuskan untuk menikah. Tapi, Maghali tak ingin
berharap lebih, karena Kai tak pernah menunjukan rasa atas nama ‘cinta’.

Montreal
ternyata menyuguhkan pengalaman yang berharga untuk Maghali. Dia memergoki
Isabelle berciuman dengan Jane. Bertemu pria yang islamphobia bahkan membuatnya
hampir terluka. Jane yang memusuhi Maghali karena Isabelle akhirnya memutuskan
pergi dari kehidupan Jane. Bahkan hal yang mengerikan adalah ada orang yang tega
membakar hasil rancangannya menjelang fashion show. Tapi, Maghali memiliki
teman yang berharga seperti Shabrina yang juga seorang muslim, Justin yang
akhirnya mengagumi rancangannya.

Tapi,
hati Maghali mendadak nyeri dan gundah saat Isabelle dan Kai semakin dekat.
Bahkan keduanya sudah merencanakan untuk pergi ke Eropa. Maghali sadar, tentang
perbedaan yang membentang antara dirinya dan Kai. Lelaki yang mendekati
sempurna tapi sayangnya dia tak percaya dengan agama. Lalu, akankah Montreal
menyisakan cinta bertepuk sebelah tangan lagi seperti di Sydney? Temukan
jawabannya di novelnya langsung “Love in Montreal”

Karakter
Tokoh

Maghali,
penuh semangat, hawatiran,
Kai,
model, dokter, relawan yang baik hati dan perhatian
Miss
Prudance, baik, tegas, sangat menyukai rancangan Maghali
Isabelle,
ramah, pekerja keras, sangat mencintai ibunya
Granny,
nenek Kai yang baik hati
Shabrina,
seorang mualaf yang mengenalkan restoran halal di Montreal
Jane,
ambisius dan egois.

Hal
yang Menarik >^_^<

Aku
suka cara penulis menggambarkan sosok Maghali yang awalnya langsung menilai
orang dari luranya, namun dia belajar dari pengalamannya untuk tidak men-judge orang terlebih dahulu tanpa tahu
sifat aslinya. Misal, saat memergoki Isabella dan Jane berciuman, Maghali
langsung berfikir negative namun setelah mengenal Isabella yang sebenarnya,
Maghali ta langsung men-judge saat
ada pemberitaan buruk tentang masa lalunya.

Tak
hanya Maghali, karakter tokoh lainnya seperti Kai, Jane, kuat.

Untuk
konfliknya memang ada beberapa konflik yang berbeda, namun memiliki tujuan yang
sama tentang bagaimana Maghali menyikapi hidupnya selama di Montreal dengan
permasalahan yang menerpanya. Walau konfliknya terbilang ringan, tapi tetap
menarik.

Kekurangan
Novel >^.^<

Untuk
penyajian konflik penulis menyajikannya berdasarkan penyelesaian masalah satu
per satu, missal saat masalah satu selesai yang lainnya muncul. Sebenarnya si
itu tak begitu masalah, hanya saja saat menceritakaan Maghali, Isabelle dan
Jane, sosok Kai ini menghilang. Sehingga chemistry
antara Maghali dan Kai terbilang kurang. Sebagai pembaca, menurutku akan lebih
menarik jika Kai dimunculkan dan ikut berperan dalam penyelesaian konflik
tersebut.

Pesan
dalam Novel ini
Jika
kita menjadi kaum minoritas, percayalah walau ada orang yang tak menyukai
kehadiran kita, akan selalu ada orang yang menerima kita memberi kehangatan
dalam perbedaan.

“Temukan
passion-mu, lalu tekuni. Saat kamu sudah menjadi ahli di bidang yang kamu
sukai, kamu bekerja tapi serasa tidak bekerja karena kamu menikmati
pekerjaanmu.”Hlm. 178

Overall,
aku sangat menikmati Love in Montreal. Rekomen nih buat kamu yang suka romance.
Adopsi series ATWWL 3 ini ya.

4*
untuk Love in Montreal



___________ Reading Chalenge ___________
Diikutsertakan dalam Indonesia Romance Reading Challenge 2016

Tinggalkan komentar