[Wawancara] With Arumi E – Cerita Dibalik Montreal dan Sangatta di Love in Montreal

Bonjour…….
Ketemu lagi nih dengan season wawancara penulis Araound The
World With Love Series. Kali ini ada Mba Arumi E., yang melahirkan novel Love
in Montreal. Ada yang tahu Montreal di mana? Aku si tahu-nya setelah baca novel
ini. Huhu… maklumin aja deh, aku emang gak gaul. *tsahh…


Tokoh utama di novel ini,
Maghali, sudah muncul loh di series kedua ATWWL, yaitu Love in Sydney. Yang
belum baca Love in Sydney tengok review nya di sini, yuk.  
Montreal ini jadi saksi
perjuangan Maghali meraih cita-citanya, juga cinta (mungkin?). Penasaran kenapa
Montreal jadi setting tempat yang
dipilih penulis? Juga karakter tokoh-nya yang terinspirasi dari sang Idola. Cek
hasil wawancara dengan penulis di bawah :
Mba kenapa memilih Montreal
sebagai setting tempat di ATWWL 3 ini? Apakah sudah direncanakan dari lahirnya
Love in Sydney?
Sejak awal saya tertarik
ingin menulis cerita dengan setting
salah satu kota di Kanada. Karena ini belum disentuh oleh yang lain. Selain ada
faktor sentementil juga kenapa saya tertarik dengan Kanada. Karena aktor
favorit saya asalnya dari Kanada. Setelah itu saya mencari kota yang paling
menarik di Kanada. Saya menemukan Montreal yang selain namanya eye catching, kota ini juga unik.
Satu-satunya kota di Kanada yang memiliki dua bahasa resmi, Inggris dan
Prancis. Juga sebagai kota yang memiliki penutur bahasa Prancis terbanyak di
luar Prancis. Selain kotanya juga cantik. Masih banyak bangunan-bangunan ala
Eropa peninggalan masa lalu.
Modernitas berbaur dengan
Eropa klasik, tepatnya, Prancis klasik. Selain itu berhubungan juga dengan
ceritanya. Tokoh utama Maghali yang digambarkan sebagai desainer pakaian,
lulusan sekolah mode. Dalam salah satu riset, saya menemukan ada sekolah mode
di Jakarta yang punya hubungan dengan sekolah mode di Montreal. Sekolah mode
itu bernama La Salle. Sekolah mode ini memiliki cabang di Jakarta yang bernama
La Salle juga. Tapi karena ini cerita fiksi, maka sekolah mode La Salle itu
saya ganti menjadi sekolah mode rekaan bernama La Mode. Pemilihan kota ini
sudah ditentukan sejak awal rencana menulis seri ATWWL. Saya sudah punya
rencana akan menulis cerita Love in Adelaide, Love in Sydney, kemudian ditutup
dengan Love in Montreal. Jadi sejak jauh-jauh hari semua bahan sudah disiapkan.
Sinopsis, outline, draft, karakter-karakter, plot. Apalagi aku sengaja membuat
trilogi. Jadi sejak awal menulis Love in Adelaide, aku sudah merencanakan
secara garis besar akan menulis cerita seperti apa untuk trilogi ini.
*Wow… salut buat Mba Arumi
yang sudah mempersiapkannya dari awal.
Untuk sosok Maghali yg desianer apakah
terinspirasi dari seseorang? Untuk Kai juga, kalau gak salah terinspirasi dari
si ganteng Keanu Reeves?
Sosok Maghali terinspirasi
bukan dari satu sosok khusus. Hanya melihat sekarang ini banyak
desainer-desainer muda Indonesia yang sukses berkiprah hingga ke luar negeri.
Kagum dengan kreativitas mereka yang bisa mengenalkan selain pakaian muslim ke
kancah mode dunia, tapi juga motif-motif kain tradisional kebanggaan Indonesia.
Untuk tokoh Kai, ya betul,
terinspirasi aktor asal Kanada favoritku. Karena dia seorang yang multikultural
banget. Lahirnya di Lebanon, keturunan Inggris-Hawaii, China-Amerika Latin,
tinggal di Kanada, berkarir di US. Begitu pun tokoh Kai, aku ciptakan
multikultural. Lahir di Sangatta, Kalimantan, campuran Inggris-Kalimantan, tinggal
di Kanada. Nama Kai itu berasal dari nama karakter yang diperankan Keanu Reeves
di filmnya 47 Ronin. Nama yang aku suka dan menurutku eksotis.
Mengenai Sangatta, dari
mana Mba Arumi nama daerah tersebut? Sebagai orang Indonesia aku baru tahu ada
nama daerah Sangatta di Kalimantan.
Jadi Sangatta itu asal mula ketemunya begini
:
Sejak awal menulis Love in Adelaide, aku
sudah punya rencana, ingin menyelipkan tentang kota Indonesia di setiap cerita.
Setelah di Love in Adelaide ada Bandung, di Love in Sydney ada Jambi, di Love
in Montreal aku sudah berniat pingin salah satu kota di Kalimantan. Aku memang
sudah punya rencana Kai ini dibuat campuran Inggris-Kalimantan. Dan aku pingin
nama kotanya bisa dipakai untuk nama tengah Kai. Seperti orang Amerika kan
beberapa ada yang memakai nama kota sebagai namanya. contoh Whitney Houston.
Denzel Washington. Mulailah aku menelusuri peta Kalimantan, mencari nama kota
yang unik dan eksotis, bisa dipakai untuk nama orang. Sampai aku nemu Kota
Sangatta. pas dengan yang aku inginkan. Kebetulan, adikku sering tugas ke luar
kota. Dia sudah pernah bertugas di Sumatra, Kalimantan, Bali dan Lombok. Aku
tanya adikku, pernah nggak ke Sangatta? Ternyata pernah. Aku tanya-tanya deh
adikku, seperti apa Sangatta, bagaimana cara ke sana, selain itu aku tambah
juga dengan riset.
Jadi ketemu deh nama Kai Sangatta Reeves.
nama unik dan eksotis seperti orangnya 😀
*Sangatta itu memang nama yang
eksotis. Aku sampai kaget kalau ‘Sangatta’ diambil dari daerah di Kalimantan.

Kesulitan apa yang Mba Arumi hadapi dalam membuat novel Love in Montreal?
Sejujurnya saya nggak merasa kesulitan selama menulis naskah Love in Montreal. Karena saya menyukai karakter-karakter yang saya ciptakan, saya pun sangat menyukai setting-nya. Saya membekali diri dengan riset yang cukup, plus tambahan info dari teman yang pernah berkunjung ke sana. Semua prosesnya berjalan lancar dan menyenangkan.
Mba sebutkan dong 3 kata untuk Love in
Montreal.
Tiga kata untuk Love in
Montreal? Cantik, romantis, inspiratif
Terima kasih banyak buat
Mba Arumi atas kesediaannya menjawab rasa penasaranku terhadap novel Love in
Montreal.
Makin penasaran kan sama
Love in Montreal. Buruan adopsi yuk ceritanya seru loh.

Tinggalkan komentar