[Wawancara] With Indah Hanaco – Callum, Formula 1 dan Pompeii di Love in Pompeii

Love
in Pompeii karya Mba Indah Hanaco merupakan salah satu novel dari series
Araound The World With Love 3 yang gak kalah keren dari ketiga series lainnya.
Untuk ATWWL mba Indah Hanaco sudah melahirkan Love in Edinburgh dan Love in
Auckland.
Kalau
diperhatikan negara-negara yang menjadi setting novel Mba Indah ini asing
ditelinga ya. Tapi negara-negara tersebut memiliki destinasy yang keren loh.
Untuk Pompeii sendiri sudah pada tahu? Cari tahu yuk dari penulisannya
langsung.
Mba
aku penasaran nih kenapa memilih setting pompeii untuk series ketiga ATWWL 3
ini?
Pompeii
dipilih jadi setting karena udah lama naksir kota ini, terutama dari sisi
sejarahnya. Tapi tak terwujud karena aku merasa belum ada kisah yang pas untuk
mengambil latar di sana. Nah, pas proyek ATWWL dimulai, kepikiran untuk bikin
Love in Pompeii. Tapi harusnya masih untuk batch 4 atau 5. Di tengah jalan,
tiba-tiba Pompeii “menyalip” antrean. Apalagi di saat yang sama aku
nonton film dokumenter yang membahas Pompeii dari sisi arkeologi. Akhirnya,
mantap untuk menulis naskah ini.
Komentar
: Jadi, ATWWL masih lanjut nih. Duh… ini mah bener-bener keliling dunia.
Dan
ini yang paling aku penasaran, Callum kan berprofesi sebagai pembalap F1.
Pemilihan profesi tersebut apakah karena Mba Indah sangat menyukai olahraga
balap?
Salah
satu alasannya memang karena aku sangat suka dunia balap Formula One. Selain
itu, ini masa-masa berduka untuk fans Michael Schumacher yang belum sadarkan
diri dari koma setelah 2 tahun. Selain doa, ini persembahanku untuk dia. Alasan
lain, profesi pembalap F1 jarang ditulis di novel lokal. Selain itu, aku punya
lumayan banyak referensi soal dunia ini dari majalah F1 Racing. Ketika menulis
Love in Pompeii, rasanya asyik banget. Aku bernostalgia di masa-masa ketika
jagoanku menjadi penguasa balapan jet darat. Sekaligus menguji ingatan karena
sudah 10 tahun nggak pernah nonton balapan lagi. Oh ya, jangan lupakan juga euforia bergabungnya Rio Haryanto di F1.
Komentar
: Mba Indah ini memang unik. Dari beberapa profesi untuk novelnya lain dari
yang lain. Seperti Alec jadi aktifis untuk penyelamatan Paus.
Untuk
Love in Pompeii sendiri, sudah disiapkan dari dulu ya mba? Karena Callum kan
sudah muncul walau sedikit di Saujana Cinta.
Tadinya
Callum pengin dimunculkan di lanjutan Saujana Cinta. Sejak awal, aku memang
berniat membuatkan Callum cerita sendiri. Sayang, profesinya kan pembalap,
jomplang dengan keluarga Kincaid lainnya yang jadi aktivis paus. Akhirnya, aku
melihat peluang untuk mengangkat kisah Callum di Love in Pompeii. Semuanya
serba pas.
Mba
Indah ada kesulitan gak si saat menulis novel Love in Pompeii?
Nggak
ada sama sekali. Ini naskah yang paling gampang kukerjakan selama tahun 2016 ini.
Semuanya mulus banget. Kata-kata seakan mengalir dari jari-jariku.
Yang
aku suka dari novel-novel Mba Indah adalah cara mengolah konflik, dimana hampir
mndekati klimaks pasti selalu ada konflik penentu diakhir cerita. Kasih tips-nya
dong mba mengolah konflik agar tetap menarik hingga akhir.
Tipsnya
aku pun nggak tau, Erin. Tapi kurasa itu karena faktor jam terbang aja. Makin
banyak nulis, makin tertantang untuk bikin kejutan di sana-sini. Dengan banyak
menulis, itu salah satu ketrampilan yang terasah tanpa kita sadari.
Gimana?
Makin penasaran dan tertarik dengan Love in Pompeii dong. Untuk mengenal mba
Indah lebih dekat yuk baca profil lengkapnya (sumber, goodreads) , di bawah :


Indah Hanaco penyuka novel-novel historical romance. Tergila-gila pada
segala hal yang berbau tahun 90-an. Juga sederet serial kriminal dan film-film
romance. Mendadak mellow hanya karena gerimis. Kolektor majalah dan buku-buku
resep yang jarang dimanfaatkan.
Fans sejati Michael Schumacher yang memilih
berhenti menonton balapana Formula Satu begitu sang idola pensiun. Tidak bisa
lepas dari kopi meski sangat tidak menyukai kopi. 

Indah Hanaco pernah bekerja kantoran, tetapi
benar-benar merasa menemukan “dunia” saat menjadi penulis. Cita-cita
saat ini adalah pindah dan menetap di Yogyakarta, keliling Eropa serta
menghabiskan sisa hidup untuk menulis.

Indah Hanaco telah menerbitkan 23 novel,
beberapa buku anak dan parenting. Indah Hanaco juga menulis novel dengan
pseudonym Aimee Karenina.

Tinggalkan komentar